Showing posts with label Fauna. Show all posts
Showing posts with label Fauna. Show all posts

Monday, June 6, 2011

Story of Friendship Elizabeth and White Rhinoceros

There have been many stories about the friendship between man and beast. Including wild animals. But the fabric of intimacy story between a young woman with a rhinoceros is rare.

Elizaveta Tischchenko was 12 years old. Interwoven friendship with Max, the African white rhino came after Max's lost mother. Elizaveta immediately fell in love to make friends with Max after seeing the white rhino in the Ol Pejeta Conservancy, Laikipia, Kenya.

White rhinoceros known aggressive character. But when Elizaveta Max stroked his back with great tenderness, Max became quiet and liked it. Elizaveta father, Alexey claimed his daughter was amazed to see friendship with Max.

Elizabeth and White Rhinoceros"Max did not pay attention to us all. That rhino is too busy eating grass while my daughter began to pat his back like a puppy. So did Elizaveta. Young women were very loving and loved by her new friend. She never stopped telling about Max." Alexey said.

Wednesday, June 25, 2008

Bayi Buaya 'Ngobrol' Sebelum Menetas


Bayi buaya mulai "bercakap-cakap" satu dengan lainnya dan dengan induk mereka beberapa saat sebelum menetas. Agaknya mereka mengeluarkan suara sebagai tanda bahwa waktunya untuk lahir sudah tiba.

"Buaya-buaya kecil itu mengeluarkan suara 'heem! hemm! hemm!' tepat sebelum menetas", tulis Amelie Vergne dan Nicolas Mathevon, dua peneliti dari Universite Jean Monnet di Saint-Etienne, Prancis, Senin (23/6) atau Selasa. "Induk buaya bereaksi sangat kuat untuk memainkan kembali panggilan prapenetasan, kebanyakan dari mereka dengan menggali pasir," tulis kedua peneliti tersebut di jurnal Current Biology.

Peneliti itu mengamati 10 buaya dan telurnya, mencatat suara yang dikeluarkan bayi-bayi buaya tersebut dan kemudian memainkannya, serta suara acak, ke induk buaya. Suara itu tampaknya menggelitik bayi buaya untuk mulai memecahkan kulit telur mereka, tulis Vergne dan Mathevon.

"Di kebun binatang kami melakukan uji coba, telur dipindahkan dalam beberapa hari setelah dikeluarkan induk buaya. Meskipun begitu, betina buaya tetap menjaga sarangnya," kata mereka.

Mathevon mengatakan, banyak bayi buaya mulai makan tepat setelah menetas, jadi mungkin penting bagi mereka semua untuk menetas secara bersama dan bagi induk mereka untuk berada di sana saat mereka menetas. "Dalam kondisi ini, penting bagi semua embrio di sarang itu untuk siap menetas pada saat bersamaan sehingga mereka semua dapat menerima perlindungan dan perawatan buaya dewasa," kata Mathevon dalam satu pernyataan.

Katak Afrika Keluarkan Cakar Saat Terancam Bahaya



Astylosternus perreti





Belasan spesies katak Afrika ternyata memiliki senjata pamungkas yang tersembunyi di balik kulitnya. Katak-katak tersebut mengeluarkan sejenis cakar saat terancam bahaya layaknya seekor kucing atau srigala.

David C Blackburn menyadari hal tersebut saat melakukan kerja lapangan di Kamerun. Saat biolog dari Universitas Harvard itu menangkapnya, kaki-kaki belakang katak tersebut mengeluarkan cakar lancip dari balik kulitnya.

"Saya sangat terkejut saat mengetahui ada katak yang dapat menyebabkan luka gores cukup parah," ujar Blackburn yang melaporkan temuannya dalam jurnal Biology Letters edisi terbaru. Ia memastikan hal tersebut setelah mempelajari lebih lanjut struktur anatomi yang unik dari katak-katak Afrika itu.




Trichobatracus robustus





Hasil observasi terhadap 63 spesies katak Afrika menemukan bahwa 11 di antaranya memiliki kemampuan semacam itu. Semua spesies dari genus Astylosternus, Trichobatracus, dan Scotobleps melakukan mekanisme pertahanan seperti itu, antara lain spesies Trichobatracus robustus dan Astylosternus perreti.

Rahasianya terletak pada tulang pangkal jari-jari kakinya yang disebut nodule. Tulang tersebut terhubung dengan tulang yang lebih kecil, namun tajam dan dapat bergerak bebas. Tulang ini terhubung dengan struktur kaki dengan pembungkus yang kaya kolagen. Namun, berbeda dengan cakar kucing, tulang yang dimiliki katak Afrika tidak dilapisi protein yang disebut keratin melainkan dari struktur tertentu di kakinya.

Saat otot-otot tertentu di kaki katak menegang, tulang tersebut keluar dari nodule sampai menebus kulitnya sehingga mirip cakar. Namun, hal tersebut hanya dilakukan katak saat terancam bahaya karena sebagai konsekuensinya kulit-kulit kakinya koyak.

Tuesday, June 24, 2008

Hadapi Jamur, Katak Pun Berjemur


Jamur chytrid (Batrachochytrium dendrobatidis) merupakan ancaman terbesar yang dihadapi katak di berbagai belahan dunia karena sebagai penyebab utama kematian massal. Untuk menghadapi serangan jamur tersebut, sejumlah spesies katak mulai beradaptasi dengan berjemur di bawah terik sinar Matahari.

Itulah kesimpulan yang dikemukakan Andrew Gray, kurator herpetologi dari Museum Manchester setelah mempelajari katak-katak di Amerika Tengah. Katak pada umumnya tidak nyaman terpapar panas Matahari karena akan membuat tubuhnya kering. Namun, sejumlah spesies katak pohon dari Kosta Rika seringkali berdiam lama di bawah paparan cahaya Matahari tanpa mengalami gangguan.

"Meski demikian, sampai sekarang tak seorang pun yang benar-benar mengamatinya mengapa mereka melakukan hal tersebut," ujar Gray. Untuk itu, ia dan Mark Dickinson dari institut Sains Foton Universitas Manchester, Inggris melakukan pemindaian terhadap kulit katak tersebut.

Hasil pengukuran menggunakan Optical Coherence Tomography (OCT) menunjukkan bahwa katak mengandung pterorhodin, pigmen khusus yang memantulkan cahaya inframerah atau lawan dari melanin.

"Kami yakin katak-katak tersebut juga memantulkan sinar dan panas sebagai pengatur suhu tubuh agar tetap dingin. Permukaan kulitnya panas, namun tubuhnya dingin," ujar Gray. Selain berjemur, katak sejenis juga sering terlihat bertengger di atas bahan logam yang menyerap panas Matahari. Perilaku untu memanaskan kulit merupakan solusi membunuh jamur di kulitnya.

"Jamur chytrid hidup di kulit katak, namun pada suhu tertentu," ujar Gray. Penelitian yang dilakukan di laboratorium juga menunjukkan bahwa jamur tersebut mati jika suhu kulit katak dinaikkan.

Monday, June 23, 2008

Do You Know


Jaring laba-laba diyakini lebih kuat daripada baja. Militer Amerika Serikat pernah berencana membuat jaket anti peluru yang dibuat dari pintalan jaring laba-laba.

Anjing peliharaan terkecil adalah anjing Chihuahua, beratnya hanya 0,5 kg. Anjing terkecil lain adalah toy poddle dan Yorkshire terrier. Rekor anjing terkecil adalah Yorkshire terrier yang beratnya 113 gram.

Menurut Legenda, Penyair kuno, Aeschylus, terbunuh gara-gara kura-kura. Aeschylus berkepala botak sehingga seekor burung rajawali salah mengira kepalanya adalah batu. Rajawali tersebut menerbangkan kura-kura dan dijatuhkan ke 'batu' agar tempurungnya pecah. Sang penyair pun langsung tewas seketika. [Dramatis ya.. ?]

Anjing tertinggi adalah great dane yang tingginya mancapai 81 cm (32 inci). Great dane pertama kali dikembangbiakkan di Jerman sekitar 400 tahun yang lalu untuk berburu babi liar.

Thursday, June 19, 2008

"Gonodactylus" Udang Bermata Tajam

Sekelompok peneliti asal Swiss dan Australia berhasil menemukan spesies udang yang bernama Gonodactylus smithii. Udang tersebut memiliki ketajaman mata yang luar biasa. Tinggal di gugusan karang Great Barrier Reef, Australia, udang tersebut mampu melihat warna-warni yang tidak dapat dilihat binatang lain, bahkan manusia.

Gonodactylus smithii mampu melihat 12 jenis warna dasar, empat kali lebih banyak daripada yang dapat dilihat manusia. Udang ini mampu pula melihat enam jenis gelombang cahaya berbeda. Karena hidup dalam dunia yang lebih kaya warna Gonodactylus smithii memiliki kemampuan bertahan hidup lebih tinggi daripada spesies-spesies lain. Pasalnya, udang ini mampu melihat makanan-makanan yang tidak terlihat oleh binatang lain. Sebagian makanan spesies laut memang berwarna nyaris transparan atau benar-benar transparan, bagi mata binatang lain atau manusia. Namun, bagi Gonodactylus smithii, makanan itu sama sekali tidak transparan sebab udang tersebut mampu melihat warna ultraviolet hingga inframerah.

Udang Gonodactylus smithii juga termasuk udang laut yang ganas. Dalam kerajaan udang, Gonodactylus smithii dinilai sebagai spesies paling perkasa karena memiliki cakar tajam. Kombinasi mata tajam dan cakar itu menjadikannya predator paling ganas di habitatnya.